hjonathans.com

View : 1396 kali


Khotbah
Sabtu, 06 Juni 2020
Roma 8:18-25

GEREJA YANG MENYATAKAN PENGHARAPAN - Roma 8:18-25

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.

Menjelang HUT LXVIII GPIB,yang jatuh besok, atau Delapan Setengah Windu GPIB, kita diperhadapkan pada Tema: "Gereja yang menyatakan Pengharapan," berdasarkan Roma 8:18-25. Meski konteks pengharapan di sini adalah jauh sampai suatu Langit dan Bumi yang Baru, tetapi kita harus memperpendek jarak waktu yang mengandung kekekalan dengan jarak waktu yang tetap dalam kehidupan ini dengan mengemukakan point terpenting, yakni "kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah".

Apabila dalam perlombaan Motor GP ada Moviestar, yakni Valentino Rossi sebagai pusat bagi Yamaha, maka pusat dari kisah eskatologis ini adalah anak-anak Allah yang artinya orang-orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kritsus, mereka yang telah diselamatkan yang kemudian menantikan  pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuhnya. Itu berarti bahwa anak-anak Allah itu harus melalui kebangkitan mereka, harus melalui proses pengangkatan atau adopsi menjadi anak-anak Allah yang dinyatakan dengan Anak Allah Yesus Kristus. Dalam ayat 23 dinyatakan:"Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati, sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita". "Our adoption, (23)  is our future physical resurrection of which our  present spiritual adoption is  a pledge and a prospect",  artinya bahwa Pengangkatan kita (ayat 23) adalah Pengangkatan setelah kebangkitan fisik  kita di masa depan, dan Pengangkatan Rohani atau oleh Roh Kudus yang sekarang, sebut sajalah itu Adopsi Jilid 1,  merupakan suatu janji dan prospek menuju Adopsi Jilid 2, atau pengangkatan akhir atau sesudah kebangkitan kita. Dalam Galatia 4:7 dinyatakan:"Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak, jikalau kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris oleh Allah". Lihat juga  2 Yohanes 3:2. Bahkan secara predestinatif atau ditentukan sebelumnya atau dari semula,  dinyatakan oleh Rasul Paulus dalam Efesus 1:5:"Dalam kasih, Ia telah  menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus, untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya". Dengan demikian ada dua masa adopsi bagi kita yakni adopsi oleh Roh Kudus menjadikan kita anak-anak Allah; lalu sesudah kebangkitan kita, kita akan masuk ke dalam pengangkatan  sebagai anak-anak Allah untuk berada bersama Kristus kemudian melakukan pelayanan pemerintahan dan penyembuhan atas penderitaan manusia dan dunia ini. Sementara ini kita terfokus pada Adopsi Jilid 1 dahulu.

"the present position of  of those who  have put off the old man, and have put on the new, is one of sonship as the study on  "adoption" is dearly prove. (Galatians 4:7; 1 John 3:2). The believer is  also a partaker of the divine nature;(2 Peter 1:4), and is sealed by the Spirit unto the day of  final redemption (Ephesians 1:13,14; 4:30).
Walter Scott reminds us that "Predestination  refers to that character  of blessing to which we are set apart. Thus predestination  to adoption (Ephesians 1:5) to have a part in Christ glorious inheritance, (verse 11) and to be perfectly conformed  to God�s Son".1

Hal lain adalah ketakutan saya bahwa Gereja tak cukup kuat dan berkuasa menyatakan Pengharapan, apakah itu didasarkan atas Adopsi Jilid 1 apalagi Adopsi Jilid 2.
____________________                               1 DR.Herbert Lockyer "All The Doctrines of the Bible" (Zondervan Publishing House, 1979), 146.
Mungkin lebih tepat dikatakan bahwa Tuhan sendirilah yang akan menyatakannya, atau Roh Kudus menyatakannya kepada kita.

Roh Kudus yang bersyafaat bagi kita di sorga rasanya lebih tepat adalah Allah yang menyatakan Pengharapan sebesar itu kepada anak-anak Allah yang telah dibangkitkan dan memasuki suatu langit dan bumi yang baru, bukan yang lama. Di sinilah kita berbicara tentang Diselamatkan oleh Pengharapan. Jauh sekali, jauh sekali rentang waktunya, bahkan kita tak bisa melihatnya terjadi, sebab hanya terjadi setelah kebangkitan kita.

Oleh sebab itu berbicara tentang Pengharapan di sini bukanlah Pengharapan yang banyak dibicarakan orang, seperti keluar dari keadaan yang terbatas kepada keadaan yang luas, atau bebas dari masa kini yang amat menderita lalu berharap memasuki Masa Depan Yang Berpengharapan. Artinya Pengharapan itu masih terlihat oleh mata fisik kita.

Kata Yunani tentang Pengharapan adalah Elpis.

Siapa dan bagaimana keadaan dia atau mereka yang menaruh Pengharapan akan suatu Masa Depan yang lebih baik?

Jawabannya adalah, ada Tiga Pihak yang menyatakan pengharapannya dengan cara mengeluh, groaning. (Rev.Adrian Dieleman). Firman dalam ayat 19 menyatakan:"Sebab dengan sangat rindu, seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan". Saya melihat bahwa jarak antara Adopsi Jilid 1 dan 2 dianggap dekat saja, oleh sebab itu semua pengharapan ditujukan pada realisasi Adopsi Jilid 2, setelah kebangkitan orang percaya. Mari kita lihat bagaimana kondisi dari mereka yang mengharapkan realisasi Adopsi Jilid 2 itu dalam rangka mengatasi persoalan-persoalan masa kini mereka. 

a. Manusialah yang mengeluh.    

Setiap hari kita dengar manusia mengeluh, membaca berbagai berita betapa menderitanya manusia di tanah air kita maupun jauh di sana, di benua-benua lain. Itu disebut dalam ayat 18 sebagai penderitaan zaman sekarang ini.atau disebut The Pathos/ Sufferinhg of the Present Time. Ta pathemata tou nun kairou. Kalau bicara kairos maka itu bukan chronos yaitu waktu yang berjalan seiring dengan berputarnya bumi mengelilingi matahari, sehingga ada bagian-bagian waku, seperti WIT,WITA lalu WIB dst. Kairos berbeda dengan kronos, sebab kairos ada huungannya dengan penyataan Allah dalam ruang waktu dan tempat bahkan dalam kekekalan.Kairos selalu digunakan untuk waktu penyelamatan Allah dan penghakiman dan penghukuman Allah bahkan penggenapan zaman atau akhir zaman. Kronos tak dapat mengikutinya, juga tak dapat memahaminya atau memberikannya. Manusia mengeluh dalam zaman ini yang penuh penderitaan. Pengharapan praktis berarti dilepaskan dari penderitaan yang tengah dialaminya. Groans of pain and sorrow. Rasul Paulus umpamanya dapat menyatakannya, oleh sebab ia telah Ia mengalami penyesahan sebayak lima kali,  setiap kali dipukul dengan empat puluh kurang satu  pukulan, tiga kali didera, satu kali dilempari dengan batu;  tiga kali mengalami karam kapal; sehari semalam terkatung-katung di tengah laut; diancam bahaya banjir,  bahaya penyamun, bahaya dari pihak Yahudi dan Non Yahudi; bahaya di kota dan padang gurun, di tengah laut dan dari pihak saudara-saudara palsu. ....en pseudo adelfois, false brethren. Lihat pelbagai kesakitan dalam dunia ini. Mulai dari penderitaan anak-anak Tuhan di Mesir yang harus  bekerja di luar batas menghasilkan batu bata, sampai dibangunnya Hospital atau rumah sakit bagi anak-anak atau dalam  Pelayanan Proteksi/Menjaga Anak  dari bahaya, dari bully, sexual abuse bahkan dijadikan santapan Gay menjadi Child Prostitute. Gereja harus melihat ke dalam dirinya dan menemukan anak-anak yang mungkin mengalami hal yang sama dengan anak-anak di luar gereja. Kasus-kasus mulai bermunculan, tetapi Hukum Acara Pidana jauh dari mampu meberikan proteksi langsung kepada anak atau menghukum berat para dewasa yang melakukan kejahatan seksual dan non seksual terhadap anak-anak atau pemuda-pemudi di bawah usia dewasa. Para suami yang melakukan kekerasan terhadap istrinya atau ayah terhadap puteri atau puteranya lebih banyak bebas lalu bisa mengulanginya lagi. Hukum Acara Pidana harus dapat menjangkau lebih kuat terhadap pada pemangsa anak dll. Lihat penderitaan para perempuan karena begitu saja diceraikan oleh suaminya, aborsi yang dipaksakan terhadap para perempuan atau ibu atau harus menjual anaknya dengan dalih adopsi seperti Angelina dari Denpasar, yang akhirnya harus mati pada usia amat muda, 8 tahun karena penganiyaan yang menyebabkan matinya. Kristus telah menderita bagi kita.

Dunia menjadi lembah air mata, a vale of tears. Penderitaan orang Kristen tiada tara di China, India, Iraq, Mesir dan Afganistan. Ada penderitaan langsung karena dosa, ada karena ketidak-adilan tatanan dalam masyarakat dan kedudukan perempuan dan anak yang lemah sehingga tak memperoleh perlidungna dan keadilan. Penderitaan karena alkohol dan Narkotika, "Sebab kita tahu bahwa  sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh, dan sama-sama merasa sakit bersalin; Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga  mengeluh dalam hati kita sambil menantikan  pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita".( ayat 22-23). Kita yang telah merasakan berkat surgawi, melalui pelayanan Roh Kudus. Itulah yang menyebabkan kita ingin sekali melihat Tuhan, menerima tubuh rohaniah kita, spiritual body setelah kebangkitan kita, hidup bersama-Nya dan melayani Dia selama-lamanya. Oleh karena itu kita mengeluh dalam hati, groan inwardly.

Robert Lee gives us the following bare outlines about Adoption:

1. We become , because of our adoption, "Fellow citizens with the saints, and of
    the household of God". (Ephesians 2:19).
2. Deliverance from servile spirit, from a slavish fear of God, (Romans 8:15) .
3. Heirship in relation to God (Romans 8:17).
4. The duty of loyal obedience  to all His commands (Romans 8:29, 8:5).
5. Freedom from over-anxious care (Matthew 6:25-34; 10:29-31).
6. Parental Correction (Hebrews 12:5-11).
7. An inheritance of future glory ( (Romans 8:17; 1 Peter 1:4).
8. An enigma to the world (1 John  3:1).
9. Family affinity and unity with fellow believers  (John 13:34). 2
.   
b. Alam Ciptaan juga mengeluh.

Dalam ayat 20 kita baca bahwa seluruh makhluk  telah ditaklukkan kepada kesia-siaaan; bukan oleh kehendaknya sendiri tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya. Seluruh makhluk berarti juga seluruh alam ini. Tak ada makhluk yang dapat hidup lepas atau di luar alam ini.Meskipun telah ditaklukkan oleh Tuhan, tetapi dalam ayat 21 dinyatakan:"Tetapi dalam pengharapan, karena makhluk tiu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah. Alam ciptaan pun mengeluh karena perbudakan kebinasaan atasnya. Penderitaan disebabkan oleh manusia, because of man. Dalam Kejadian 3:17c-19) kita baca bahwa "Terkutuklah tanah karena engkau, dengan bersusah payah  engkau akan mencari rezekimu, dari tanah seumur hidupmu, semak duri dan rumput  duri yang dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil, sebab engkau debu, dan engkau akan kembali menjadi debu"."Subjected to frustration; "ditaklukkan pada kesia-siaan" is in "Bondage and decay"  berada dalam "Perbudakan kebinasaan". Segala makhluk  bersama-sama mengeluh  dan sama-sama merasa sakit bersalin". Lihat Gempa Bumi yang besar, Banjir Bandang yang hebat, Angin atau badai kencang dan hebat; gelombang laut yang hebat, Kekeringan, Banjir, Kebakaran, Tanah Longsor, letusan yang hebat dari berbagai gunung. Alam ciptaan juga seperti manusia, mereka mengeluh. Tetapi akhirnya alam ciptaan turut mengambil bagian dalam kemenangan anak-anak Allah, dibawa ke dalam kemuliaan kemenangan anak-anak Allah. Alam ciptaan pada akhirnya akan mengenakan baju barunya yaiti suatu Bumi dan Langit yang baru.Alam ciptaan menantikan anak-anak Allah dinyatakan. Bukankah sekarang waktunya? Melakukan tugas pembebasan atas alam ciptaan ini dengan memeliharanya dari kehancuran karena ulah manusia atau karena kedahsyatan alam lingkungan sendiri atau karena anomali akibat perlakua manusia dalam eksplorasi dan eksploitasi oleh manusia atas alam bahkan atas udara.

c. Roh juga mengeluh.        

Dalam ayat 26 dinyatakan: Roh membantu kita dalam kelemahan kita, sebab kita tidak tahu  bagaimana sebenarnya kita harus berdoa, tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan; groans  that words cannot express. Tuhan mengeluh karena dosa-dosa manusia; (Markus 7:34; Yoh. 11:33,38). Roh berdoa dalam keluhannya. Roh berdoa bagi kita agar kita dapat dibimbing ke dalam kehendak Allah. Apakah Langit dan Bumi yang baru itu? Suatu langit dan bumi tanpa air mata, sebab air mata kita disapu atau dihapus dari mata kita. Tak aka nada lagi ekmatian dan tangis kesedihan atau karena sakit. Lalu kita memperoleh kemenangan dalam Kristus mengatasi keluhan-keluhan karena dosa dan maut.

Keluhan Manusia, keluhan Alam Ciptaan serta Keluhan Roh lingkungan begitu besar kini. Apakah Gereja dapat menyatakan Pengharapan kepada kenyataan yang hidup dalam masyarakat bangsa, alam ciptaan di Indonesia serta segala bentuk perlawanan terhadap Roh Kudus? Gereja harus menyatakan Pengharapan itu dengan jelas kepada dunia kita.

"Bahwa waktu itu kamu  tanpa Kristus, , tidak termasuk kewargaan Israel,  dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia" (Efesus 2:12).

Mari kita terjemahkan hal itu bebas dari  keluhan dan sedih karena dosa dan maut dalam tindakan pembebasan:

Mengatasi kemiskinan, kesengsaraan, keterbelakangan dll, dengan bertanya berapa Rumahsakit kita punya, berapa Klinik kesehatan dan Rumah Pertolongan bagi Ibu dan Anak, berbagai Rumah Singgah bagi yang lemah, berapa Panti Asuhan dan Sekolah yang Menolong, bukan yang mahal dan membebani; berapa Balai Latihan Kerja dan Upaya Pertanian dan Home Industry Dodol Depok atau produk lainnya, atau Perkebunan, Kolam Ikan, Usaha Entrepreneur atau Wiraswasta, dll dapat kita hasilkan?  Secara ke dalam dan ke luar kita juga melakukan upaya pembebasan dari dosa yang membelenggu kita atau membelenggu masyarakat, seperti yang kita lihat dalam kebencian dalam keluarga, dst serta kebencian dengan alasan SARA  atau penghinaan atas agama dst. Roh Kebenaran dan Kasih Pengampunan harus kita miliki, apalagi kita jangan merancang hal yang tidak proporsional serta jauh dari kebenaran  bahwa penghinaan terhadap agama dinyatakan.

"Sebab dengan sangat rindu, seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan. Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya, tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari  perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam  kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah". (Roma 8:18-21).
 
Kita sambut Pilkada Damai di seluruh Nusantara Indonesia. Kita pilih pemimpin yang baik bagi kesejahteraan semua.

"Semoga Allah, sumber pengharapan , memenuhi  kamu dengan segala  sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan" (Roma 15:13).

Dengan berteologi pengharapan kita sambut HUT ke LXVIII GPIB. Kita ucapkan syukur agar dalam tahun ini upaya berteologi, bereklesiologi dan melayani dalam masyarakat beroleh stressing yang kuat agar kita terus merumuskannya dan mengaplikasikannya di tengah kehidupan bergereja dan dalam bermasyarakat. 
Amin.    







Arsip Khotbah:

Jumat, 15 April 2022
PENYALIBAN YESUS, PARA PRAJURIT BERTUGAS SEPERTI BIASA, IBU YESUS DAN MURID-NYA YANG TERKASIH

Minggu, 20 Maret 2022
REFORMASI DAN KOLABORASI RAJA JOSAFAT - 2 Tawarikh 17:1-12

Minggu, 20 Februari 2022
PERSIAPAN JOSHUA MERAIH SUKSES - YOSUA 1:1-8

Minggu, 16 Januari 2022
UCAPAN BERBAHAGIALAH - Matius 5:1-10

Minggu, 19 Desember 2021
PARA UTUSAN PENGABARAN INJIL (Kisah 12:24-13:1-3)

Minggu, 19 Desember 2021
Mari kita naik ke gunung TUHAN, Sion. (Yesaya 2:1-5,54:10c)

Kamis, 24 Desember 2020
SEBAB BAGI ALLAH TIDAK ADA YANG MUSTAHIL - Lukas 1: 26-38

Minggu, 20 Desember 2020
MARIA's BEZOEK AAN ELISABET

Sabtu, 21 Nopember 2020
WIE IS JEZUS ? Hebreeen 1:1-4

Minggu, 15 Nopember 2020
IBADAH BERBAHASA BELANDA GPIB Jemaat Ora et Labora Serpong Minggu, 15 November 2020 (VIDEO YOUTUBE)

Arsip Khotbah..

Nama saya Hallie Jonathans. Saya lahir di Depok, pada tanggal 6 Juni 1945.

Setelah tamat STT Jakarta, saya berkecimpung dalam pelbagai kegiatan oikoumenis dan beberapa kegiatan kemasyarakatan. Kegiatan kegerejaan dilakukan secara penuh dalam sebagian besar level pekerjaan gerejawi.

Saya adalah Pendeta Emeritus GPIB, 01 Juli 2010 serta menjabat sebagai Ketua Badan Penasihat Gereja Preotestan di Indonesia (2010-2015).

Nama istri saya: Inneke Jonathans-Huwae. Saya lebih berorientasi ke depan, oleh sebab itu saya terfokus untuk berbagi dalam perkara hari ini dan hari esok.

Terpujilah Tuhan Yesus Kristus.