hjonathans.com

View : 1813 kali


Khotbah
Sabtu, 06 Juni 2020
1 Yohanes 4:1-6
JANGAN PERCAYA AKAN SETIAP ROH - 1 Yohanes 4:1-6
Pdt.Hallie Jonathans

Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.

Pada saat Penulis Surat ini, seorang Penatua dan seorang Rasul Tuhan Yesus Kristus hidup, banyak Rasul dan Warga Jemaat Kristen pertama di Yerusalem dan kemudian sekitarnya telah wafat.

Yang ada adalah generasi pemercaya yang kedua dan ketiga. Mereka mulai diragukan dan meragukan apa yang diterima mereka dari pemercaya generasi pertama, bahwa Tuhan Yesus adalah Anak Allah dan Anak Manusia.

Banyak dari antara mereka, generasi kedua dan ketiga mengalami banyak kesulitan pemahaman iman untuk percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah dan dengan demikian Allah tetapi pada saat yang sama adalah juga 100% manusia, sehingga Ia adalah Anak manusia.

Mengapa hal itu terjadi? Karena pengaruh Filsafat Plato, yang menyatakan bahwa yang roh adalah satu-satunya yang penting. Manusia memiliki roh di dalamnya. Tubuh manusia hanyalah penjara bagi rohnya. Selama hidup manusia bergumul bagaimana roh mereka dapat keluar dari penjaranya itu yakni tubuh manusia. Bayangkan bagaimana kehidupan itu dilihat dan dipahami. Jadi otomatis pandangan Plato itu dikenakan pada Tuhan Yesus Kristus. Melalui siapa ajaran tentang pemenjaraan roh dalam tubuh manusia diajarkan? Oleh para guru-guru palsu.

Disebut adanya nabi-nabi palsu, yang muncul dan pergi keseluruh dunia berbudaya Romawi atau oikumene, yakni wilayah jajahan Roma yang disebut Dunia Beradab atau oikumene itu. Mereka mengajar tentang Yesus yang dihormati dan dapat dipuji, tetapi bahwa keliahian Yesus hanya ada saat Yesus dibaptiskan sampai saat Ia harus menderita di Salib. Tetapi tatkala Yesus disalibkan, roh-Nya telah meninggalkan tubuh itu. Yang mati dengan demikian adalah tubuh manusiawi Yesus, sedangkan roh Yesus telah meninggalkan tubuh itu.

Ajaran dalam Christendom itu juga bergeser. Ada ajaran lain, yang disebut Docetisme, Ajaran itu memiliki latar belakang pemikiran Yunani juga. Kata asalnya adalah dokeo, kata bahasa Yunani yang berarti nampaknya, kelihatannya, seeming, appearance. Dus, Tuhan Yesus hanya nampaknya manusia. Sebenarnya, Tuhan itu roh seluruhnya. Hal menjadi seperti manusia adalah dalam rangka membuat menjadi mungkin untuk melihat dan mendengar dan mengalami-Nya. Dengan kata lain Yesus harus empiris. Mereka membuktikannya dengan mengatakan bahwa mereka melihat Yesus tidak meninggalkan jejak kaki saat berjalan dan Ia sama sekali tidak memiliki atau memperlihatkan bayangan saat matahari bersinar atas-Nya. Yesus hanyalah suatu bayangan, Jesus is just a shadow. Yeshua adalah Allah tetapi bukan manusia.

Tentang bayangan. Masihkah kaum tua dapat megingat Band Pengiring dari Penyanyi legendaries Cliff Richard? Namanya Band The Shadows. Band itu amat bagus mengiringi CR maupun dalam rekaman musik instrumentalnya sendiri. Saat itu piringan hitamnya laku sekali. Putar lagi yuk?

Timbul ajaran palsu lagi, yang dihubungkan dengan Ajaran Gnostik. Gnostik berasal kata gnoosis yang berarti pengetahuan. Dari kata ini berasal kata know, mengetahui dan kata pengetahuan, knowledge. Sudah barang tentu kata pengetahuan itu berada dalam paham pengetahuan saat itu. Yah tentang roh yang penting dan materi hanya sampah dan tak penting sama sekali. Yang penting adalah guru dan boleh saja dewa-dewi Yunani dan agama lainnya yang harus percaya akan pengutamaan roh itu. Yang penting adalah berfilsafat dan berwacana. Soal kerja kasar, apakah itu dengan teknologi atau hanya kerja kasar, kerja berkarya di pasar, bahkan di perbankan saat itu atau yang berani menyentuh dan menyatakan pentingnya materi dalam wujud apapun, terolah atau tidak terolah, bukanlah orang yang berpengetahuan. Bukan orang yang bergnosis. Orang demikian langsung dicap berkasta rendah. Maka timbullah kaum buruh, pekerja, pengabdi. hamba yang membangun berbagai bidang kehidupan dengan menggunakan tangan dan materi, ya mereka dianggap sebagai orang yang otomatis rendah saja. Tak akan pernah dapat menjadi elit atau aristokrat dalam dunia berbudaya Yunani. Ajaran gnosis ini mengajarkan bahwa materi itu jahat, buruk, salah dan merugikan dan berbahaya. ( matter is bad, ill, evil, wrong, harm),

Pada suatu hari ada guru ajaran sesat seperti ini mengaku seorang Pendeta. Ia menyuruh semua pengikut ajarannya menanggalkan semua emas, perak bahkan memberikan uangnya kepadanya dan yayasannya. Setelah itu mereka lakukan, semua berkumpul di Bandung dan menantikan pengangkatan oleh Tuhan Yesus. Pengangkatan itu diajarkan dalam ajaran Rapture, saat Tuhan menantikan kita di awan-awan untuk masuk ke surga. Jadi masuk surga melalui pengangkatan langsung oleh Roh. Akibatnya bisa diterka bukan?. Tuhan Yesus belum mau kembali , doa dan prediksi para guru dan pendeta sesat itu tidak mengalami realisasi sedikit pun. Semuanya jatuh miskin. Uang, rumah dan harta sudah hilang. GPIB turut berjasa menampung mereka di Gedung Griya Bina Sekesalam, memberikan tampungan dan makanan untuk beberapa minggu. Cerita lain pasti Anda lebih tahu.

Ajaran gnosis yang docetis itu, hanya dapat dipahami oleh orang-orang tertentu saja yang percaya akan ajaran itu. Banyak orang lain yang tidak percaya seperti itu disebut orang-orang yang tidak intelektual. Tidak memiliki pengetahuan. Dus , mereka orang bodoh, kelasnya rendah. Patut harus menghamba pada orang yang intelektual itu. Timbullah kelas hamba sahaya yang terus berlarut-larut memasuki budaya-budaya lain. Lalu banyak orang yang bergnosis menjadi tuan atas hamba-hamba ini.

Semua ajaran di atas menolak untuk percaya bahwa Yesus Kristus adalah selain Anak Allah, adalah juga Anak Manusia. Yesus adalah sungguh Allah dan sungguh manusia. Bukankah di atas kemanusiaan Yesus yang menerima kemanusiaan berdosa kita dalam seluruh keberadaan-Nya sebagai Allah dan manusia, barulah mungkin Ia menerima keberadaan keberdosaan dan memanggul semua itu di atas dan di dalam tubuh-Nya sehingga Ia mati mengganti kita di Salib itu? Oleh karena korban Anak Domba Allah, yaitu Yesus, maka persembahan Dia yang Tak Berdosa itu bagi kita yang berdosa diterima Bapa di Surga. Kita lalu beroleh pendamaian dengan Allah Bapa, atau diperdamaikan oleh korban Kristus, Anak Allah dan Anak manusia.

Rasul Yohanes yang adalah juga rasul kesayangan Tuhan Yesus, tak akan pernah lupa bahwa Yesus Kristus yang diikutinya dan yang disentuhnya, berjalan bersama-Nya, dan berada dalam saat Konfigurasi yang cemerlang maupun saat mereka semua dekat Salib Kristus tetapi kemudian meninggalkan Kristus. Namun Kristus sempat menitipkan Ibunda Maria kepada Rasul ini. "Inilah Ibumu, inilah anakmu". Ialah Rasul yang dibuang ke pulau Patmos, dan mengalami kesukaran di sana tetapi mendapatkan banyak wahyu atau penglihatan dari Tuhan sehingga tertulis dalam bentuk Kitab Kanonik Wahyu. Rasul tertua dan terakhir meninggal itu menutup seluruh kesaksian bersama Kristus selama hidup.

Surat Yohanes tidak ditujukan kepada suatu jemaat tertentu. Ia merupakan surat umum pastoral atau penggembalaan umat Kristiani. Terutama bagi jemaat-jemaat Non Yahudi. Ajaran melawan Pengajar atau Nabi atau Guru Sesat ini diberikan oleh Rasul Yohanes. Ia mengajarkan kita agar kita menjadi serupa dengan Kristus, (3:1-2), serta berada dalam hidup secara bersatu dengan Kristus, (3:3-6). Kita pasti tahu bahwa semua kebenaran itu dapat kita nyatakan dalam hidup percaya akan Kristus tetapi juga mengaisihi saudara-saudara seiman atau saudara yang diberikan oleh Tuhan dalam Keluarga Allah menjadi saudara kita.

Lalu dalam pasal 4 ini Rasul berbicara tentang Pengajar Palsu atau Sesat ini. Kita harus menolak mereka. Demikian dipaparkan nya dalam pasal 4:1-6. Setelah kita menolak ajaran itu maka kita harus hidup dengan mengasihi saudara yangdiberikan oleh Allah kepada kita dalam Keluarga-Nya.

Akhirnya dalam pasal 5, yang akan dikhotbahkan hari Minggu , 25 Agustus 2013, Rasul menyampaikan tentang Tuhan sebagai Yang Hidup, Yang Benar, sehingga kita oleh Tuhan Yesus dapat mengenal Allah yang benar dan hidup kekal. (5:1-21). Hidup Allah dalam Anak-Nya. Apabila kita hidup dengan Anak-Nya kita beroleh hidup kekal. Surat ini diakhiri dengan peringatan, waspadalah terhadap segala berhala.

Ingat ajaran tentang Logos yang menerangkan siapa Yesus? Injil Yohanes pasal 1. Ialah yang menjadi manusia tetapi tetap Allah dalam misi penyelamatan-Nya atas kita.

Bagaimana relevansi semua ajaran Rasul Yohanes pada zaman kita hidup ini? Kita malahan hidup dalam Zaman di mana Materi Disembah, Uang diagungkan dan Kekuasaan, Jabatan, Kedudukan menjadi amat penting. Para birokrat terlibat dalam korupsi yang besar dan kehausan akan kekuasaan dan perempuan yang tak henti-hentinya. Bahkan kalau boleh dari pejabat pimpinan daerah mau meweariskan pimpinan daerahnya kepada anaknya atau istrinya dan lain-lain.

Pengagungan materi merupakan sembahan zaman. Roh Materi yang sekarang dipuja. Pejabat daerah dan Negara menjadi benalu, bukan pelayan masyarakat. Mereka harus dipaksa melayani masyarakat dan meninggalkan kerakusannya atau tidak lagi menbjadi pejabat. Itulah yang tertulis pada halaman pertama, Koran Kompas hari ini, 22 Agustus 2013. Sekali lagi mereka yang adalah pelayan masyarakat, bukan harus mementingkan diri. Materi dan kelompok. Janganlah mereka menghamba terhadap uang dan kekuasaan, mereka harus dibarengi kemampuan memahami profesi, memiliki kemampuan teknis lalu berujung pada berorientasi pada dan melayani masyarakat. Pejabat demikianlah yang diharapkan Dr. Adrianof A. Chaniago, Pengajar Kebijakan Publik di FISIP Universitas Indonesia. Baca sendirilah!. Berhentilah Para Benalu Negara! Stop it. Anomali bukan? Tetapi kita harus hanya percaya kepada Kristus dan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan mengasihi Saudara Sebangsa, Se Tanah Air, Se Dunia, yang bahkan Berbeda SARA apapn, sebagai realisasi Koinonia Besar di Indonesia dan Keesaan Gereja di Indonesia. Semua itu menjadi sumbangan bagi Kedamaian Dunia. Mulailah sekarang dan disini!. Amin.





Arsip :

Arsip ..


About Me:

Nama saya Hallie Jonathans. Saya lahir di Depok, pada tanggal 6 Juni 1945.

Setelah tamat STT Jakarta, saya berkecimpung dalam pelbagai kegiatan oikoumenis dan beberapa kegiatan kemasyarakatan. Kegiatan kegerejaan dilakukan secara penuh dalam sebagian besar level pekerjaan gerejawi.

Saya adalah Pendeta Emeritus GPIB, 01 Juli 2010 serta menjabat sebagai Ketua Badan Penasihat Gereja Preotestan di Indonesia (2010-2015).

Nama istri saya: Inneke Jonathans-Huwae. Saya lebih berorientasi ke depan, oleh sebab itu saya terfokus untuk berbagi dalam perkara hari ini dan hari esok.

Terpujilah Tuhan Yesus Kristus.