hjonathans.com

View : 9306 kali


Khotbah
Minggu, 15 Mei 2016
Kisah Para Rasul 2:1-21, Yoel 2:28-32
KHOTBAH PENTAKOSTA - Kisah Para Rasul 2:1-21, Yoel 2:28-32
Pdt. Hallie Jonathans

"Tetapi itulah yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi Yoel". Petrus berdiri untuk berbicara, dan hal pertama yang ia nyatakan adalah pemenuhan nubuat Yoel (2: 28-32). Bilakah hal ini terjadi? Bilakah Petrus berbicara? Pada hari raya Pentakosta Yahudi ( 50 hari /pentacostes" setelah Paskah).

Bagi orang-orang Yahudi hal itu sejatinya adalah festival panen:"Pada hari Hulu Hasil, pada waktu kamu mempersembahkan korban sajian baru kepada TUHAN, (Bilangan 28:26). Bagi orang Kristen, pesta raya ini memiliki arti yang baru. Tuhan Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya agar menanti di Yerusalem (Kisah Para Rasul 1: 4.). Menanti apa? Menantikan "janji Bapa."yang telah kamu dengar dari pada-Ku."Sebab Yohanes membaptis dengan air,tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus. "Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu ..." (Kisah 1:8).

Pada pagi Pentakosta itu "Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk manyatakannya" (2: 4).

Orang-orang, dari berbagai negara datang ke Yerusalem tempat pesta itu, dan mereka sangat menjadi tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain:"Apakah artinya ini?".

Petrus berdiri dan akan-menjawab pertanyaan mereka "...tetapi itulah yang difirmankan Allah, dengan perantaraan nabi Yoel"(baca: Yoeel) Petrus menjelaskan teks itu secara panjang lebar.(Yoel 2: 28-32).

Kita harus memahami arti Yoel 2:28-32, dalam artinya yang lebih penuh yang dapat kita berikan dari apa yang terjadi pada masa Perjanjian Baru.

Yoel, salah satu Nabi Kecil (hanya mengatakan sesuatu tentang panjang buku, bukan kualitas), menulis pesannya di tengah-tengah krisis yang berat. Saat terjadinya Tulah Belalang atas seluruh negeri dan bahkan bisa dikatakan bahwa semua "buah" siap panen negeri itu dimakan habis oleh Belalang. (Ingat bagaimana "Pentakosta" pada awalnya hanya sebuah festival panen ... hari raya buah sulung ). "Apa yang ditinggalkan belalang penerip telah dimakan belalang pelompat, dan apa yang ditinggalkan belalang pelompat, telah dimakan belalang pelahap!".(Yoel 1: 4).

Dengan kata lain, tidak ada "buah" di Israel. Tak ada hasil agraria atau hortikultura di sana.Itu bukan peristiwa kebetulan bagi nabi Yoel. Hal itu memiliki implikasi religius: "Korban sajian dan korban curahan sudah lenyap dari rumah Tuhan ..." (ayat 9). Jika tidak ada hasil panen yang tersisa maka persembahan korban tidak ada dan tidak dapat dibawa ke bait Allah. Persembahan buah-buah sulung menjadi tidak berarti. Atau bisa dikatakan, umat beriman tidak lagi dapat membawa buah-buah sulung mereka. Mungkin hal ini juga terjadi sekarang dalam Gereja Tuhan masa kini.

Yoel juga melihat semua peristiwa itu dan pada Tulah Belalang, bahwa sedang terjadi penghakiman Allah atas orang-orang yang meninggalkan Tuhan. Belalang adalah bala tentara dari Tuhan: "Dan Tuhan memperdengarkan suara-Nya di depan tenrara-Nya, pasukannya sangat banyak, dan pelaksana firman-Nya kuat. Betapa hebat dan sangat dahsyat TUHAN!. Siapakah yang dapat menahannya? ( Yoel 2:11).

Hal itu membuiat Nabi Yoel membuat panggilan untuk bertobat, menyatakan penyesalan dan pengakuan dosa, hal-hal yang terlalu sering kita anggap remeh dan abaikan dalam Gereja-gereja kita. "Tetapi sekarang juga", demikianlah firman TUHAN, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh". (2:12).

Dan jika ini akhirnya terjadi, dan pemulihan telah datang atas negeri ini, maka Yoel mengarahkan pandangannya kepada masa depan yang lebih lanjut, dan ia menubuatkan hal berikut: (ayat 2:28-29) "Kemudian akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia; maka anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan, akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu".

Dan setelah hal-hal ini terjadi, kemudian akan datang hari Tuhan, "Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah, sebelum datangnya Hari Tuhan yang hebat dan dahsyat itu. ( Yoel 2:31).

Tapi untuk hari penghakiman-penghakiman itu, akan terjadi, menurut Yoel, bahwa Allah akan mencurahkan Roh-Nya atas semua yang hidup, atas manusia; dan inilah apa yang akan terjadi pada Hari Pentakosta itu.

Apa artinya secara konkret? Dalam PL, Roh Allah adalah kehadiran Allah di dunia yang menyatakan diri-Nya kepada orang-orang melalui kata-kata dan perbuatan. Jadi ketika Yoel mengatakan bahwa Allah akan mencurahkan Roh-Nya, itu berarti bahwa Tuhan akan begitu mendekati orang-orang sehingga mereka dapat mengalami-Nya dalam cara yang kuat/ ampuh. Ada perbedaan besar antara pengetahuan dan mengenal. Anda dapat memiliki banyak pengetahuan tentang Allah dengan membaca Alkitab Anda dan belajar Katekismus dari luar, tapi itu adalah sesuatu yang sangat berbeda dari sekedar "tahu" Kita harus memiliki hubungan dengan-Nya (untuk arti kata Ibrani untuk "tahu"), ketika Anda berbicara setiap hari dengan-Nya sebagai teman, ketika Anda dapat mengalami-Nya melalui perbuatan-perbuatan-Nya dalam hidup Anda.

Allah tidak menyatakan diri-Nya secara langsung melalui "pengetahuan" (meskipun mungkin dapat merupakan efek sekunder: yakin, suatu Tahu yang Pasti, suatu bentuk dari pengetahuan mengalir keluar dari suatu hubungan . tapi yang pertama adalah bahwa "Allah menyatakan diri-Nya dalam suatu hubungan!". (Dan tidak dalam tahu secara intelektual).

Dari hari Pentakosta, dimungkinkan untuk berada dalam hubungan dengan Allah. Sebelumnya, ada jarak tak terjembatani antara Allah dan manusia, karena dosa-dosa kita. Tapi sekarang tatkala Yesus telah menggenapi karya-Nya, maka hubungan itu dimungkinkan kembali. dan hal itu terjadi tatkala TUHAN memberikan kita Roh-Nya.

(Hal ini mungkin terdengar sedikit rumit bila saya mengatakannya secara demikian. tetapi itu karena saya berbicara dengan kata-kata mengenai perasaan-perasaan dalam sebuah hubungan. Anda seharusnya benar-benar menjadi penyair untuk menyatakan hal itu, (saya bukanlah seorang penyair).

Yoel mengatakan lebih lanjut bahwa ketika Allah mencurahkan Roh-Nya atas orang-orang dan bahwa mereka boleh mengalaminya dalam hidup mereka, bahwa hal demikian dimanifestasikan dalam tiga cara:

1. orang akan bermimpi mimpi-mimpi,
2. dan melihat penglihatan,
3. atau bernubuat ( Yoel 2:28).

Itulah tiga hal yang dilakukan dan seharusnya dilakukan oleh orang Kristen. Tentang hal-hal apakah orang Kristen bermimpi? Apa mimpi seorang Kristen? Apakah yang Anda impikan? Sebuah mobil mewah? Sebuah perjalanan panjang ke tujuan eksotis? Sebuah rumah yang lebih besar (dengan kolam renang)? Oh tidak!

Mimpi Kristen adalah tentang suatu dunia yang lebih baik. Sebuah dunia tanpa ketidakadilan, di mana orang-orang hidup dengan cara mengasihi sesamanya. Seorang Kristen bermimpi tentang Dunia Tanpa Kekerasan. Apalagi, tanpa pemerkosaan dan kecurangan yang berbuah ketidak-adilan.

Ada sebuah fabel (fable), dongeng dengan binatang sebagai bintangnya; yang diceritakan oleh Pdt. Dr. Liesye Sumampouw, Ketua Umum BPHMSA GPI. "Once upon a time,pada suatu hari, bertengkarlah dua ekor tikus yang ingin mendapat bagian yang sama besar dari sebongkah Keju Lezat yang menggiurkan. Mereka mengangkat Kucing sebagai Hakim Pembagi yang mereka harapkan akan membaginya secara adil kepada mereka. Tetapi si Hakim Kucing ini setiap kali membaginya, setiap kali tidak sama besarnya bagi kedua tikus itu. Kedua tikus tambah marah dan menuntut sekali lagi keadilan! Kucing Hakim yang Licik ini segera menggerogoti bagian Keju Lezat yang lebih besar untuk dimakannya sendiri. Pembagian yang dilakukan oleh Kucing Hakim Licik ini terus dilakukan secara tak adil, sehingga keadilan bagi kedua tikus itu tak pernah terwujud. Kucing terus menerus menggerogoti Keju Lezat itu, sampai seluruh bongkah Keju Lezat itu habis. Itulah Cara Membagi dan Memberi Keadilan dari Kucing Hakim/Pembagi yang Licik. Kedua tikus yang memimpikan keadilan berupa bagian sama besar dari Keju itu akhirnya berkelahi habis-habisan. Kejunya saja sudah habis dimakan oleh Kucing Hakim Pembagi yang Licik. Kucing Hakim ini terkekeh-kekeh melihat dengan ekor matanya dua tikus berkelahi habis-habisan. Kucing menanti saja kedua tikus itu akan mati lemas. Itulah saatnya Kucing akan memakan Dua Ekor Tikus lagi, selain sebongkah Keju Lezat yang sudah dimakannya. The Cat get a double portion from the two foolish mice that seek justice from their actual enemy".Akhirnya Kucing adalah Pemenang, The Winner, yang membawa Semua dan Segalanya, kenyang-kenyang-kenyang!!!!!!. Demikian kisah Fabel dari Dr. Liesye Sumampouw. Inti Fabel, jangan pernah mencari keadilan pada Hakim yang Tidak Adil dan Licik. Jangan pernah!!!

Kini kita banyak mendengar tentang hakim yang tidak adil. Keputusan para hakim yang di antaranya ada hakim yang pendapat berbeda, disebut dissenting opinion atau pendapat yang berbeda. Kita akan lihat bagaimana hakim atas perkara kematian dari George Floyd di Mineapolis, Amerika Serikat. Keluarga korban mengharapkan hukuman mati pada polisi yang menekan leher korban yang sudah terborgol dengan dengkulnya selama delapan menit, berujung kematian George Floyd. Suatu kebiadaban yang amat kejam, tak manusiawi, yang tidak menghiraukan teriakan George: Saya tidak dapat bernafas!". Kebencian rasial amat mengemuka dalam peristiwa ini. Hal ini mengingatkan banyaknya kematian orang Afrika-Amerika sejak limapuluh tahun lalu di Negara bagian yang sama. Masih belum berakhir tindakan Polisi Amerika Serikat itu. Sedang viral Mobil Polisi New York menyeruduk kamu demonstran yang sedang berdemo menuntut keadilan bagi George Floyd. Tak cukup menekan leher Goerge Floyd yang berujung kematiannya, tambah lagi Polisi tega menyeruduk banyak orang yang sedang demo. Ada yang salah dalam pendidikan dan perupaan Polisi di sana. Dunia menantikan putusan hakim akan adil atas kematian George Floyd.

Bukankah kita mau menciptakan suatu Dunia Yang Adil dan Bersahabat, di mana orang saling membantu, tanpa memandang warna kulit, atau kelas social? Seorang Kristen bermimpi tentang suatu Dunia yang Dikehendaki Allah. Suatu Dunia yang dipenuhi Syalom Allah.

Rasanya ini tidak terlihat pada Negara Israel yang sekarang yang bertindak semena-mena terhadap bangsa Palestina. Bahkan Israel hendak melanjutkan aneksasi lebih banyak Kawasan Tepi Barat Yordan yang adalah wilayah Palestina, menjadi miliknya. Bantuan sosial dan pembangunan infrastruktur bagi Palestina banyak diabaikan oleh Israel. Amerika Serikat mendukung rencana aneksasi lanjutan ini, hal ini akan menambah semakin panjang waktu terciptanya Two States Solution bagi Israel dan Palestina. Gereja dan Persekutuan Gereja harus bersuara dalam hal ini.

Kini tergantung apakah isi dan kehendak hati kita. Bila hati penuh dengan keinginan damai, syalom, tiada kekerasan, saling membantu, maka kita pasti akan bermimpi hal demikian.Mimpi adalah luapan isi hati manusia.

Dan itu bukan hanya tinggal menjadi mimpi, sebab orang Kristen akan melihat atau mendapat penglihatan-penglihatan. Itu artinya mempunyai Visi tentang Masa Depan Yang Tertentu menjadi kenyataan. Tindakan kita akan melakukan apa yang kita impikan. Mimpi Kristiani itulah yang hendak dijadikan kenyataan. To make real a world of Peace, of Shalom.

Anak lelaki dan perempuan akan bernubuat? Apakah nubuat hanya tentang suatu masa depan yang akan datang? Pasti tentang pengobaran semangat anak dan teruna untuk berbuat kasih dan kebaikan. Nubuat dalam Alkitab adalah setiap saat di mana orang Kristen berkata-kata tentang Firman Allah. Setiap kita menyatakan Firman Allah kepada sesama bahkan sesama anak, adalah bernubuat. Baik perkataan tentang Firman Allah di masa lalu, masa kini maupun di masa yang akan datang. Dalam 1 Kor.14, Rasul Paulus menyatakan:1. "Kejarlah kasih dan usahakanlah dirimu memperolah karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat. 3. Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur. 4. Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun jemaat. 5. Aku suka , supaya kamu semua berkata-kata dengan bahasa roh, tetapi lebih dari pada itu, supaya kamu bernubuat. Sebab orang yang bernubuat, lebih berharga dari pada orang yang berkata-kata dengan bahasa roh, kecuali orang itu juga menafsirkannya, sehingga Jemaat dapat dibangun". (1 Kor.14:3-5). Edification, kata yang digunakan apabila kita membangun manusia, membangun warga jemaat atau Jemaat, membangun warga masyarakat.

Bahkan atas hamba laki-laki dan hamba perempuan , tatanan sosial saat itu, TUHAN akan mencurahkan Roh-Nya pada hari-hari itu.(Yolel 2:29).

Kaum Puritan memiliki kebiasaan "bernubuat" atau mengucapkan nubuat. Beberapa pendeta (pelayan ) datang bersama-sama untuk menjelaskan teks yang diberikan. Pertama seseorang lalu kemudian yang lain, demikian seterusnya Jadi orang-orang yang datang ke pertemuan nubuat itu akan menerima pesan yang berbeda-beda dari para hamba Tuhan ini.
Berkhotbah sebenarnya adalah bernubuat. Yang berkhotbah dengan demikian adalah nabi. Kita punya gambaran salah tentang seorang Nabi. Nabi itu bukan Superman, bukan Peramal Masa Depan, tetapi seorang saudara laki-laki atau perempuan yang berkata-kata tengan perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan atau akan dilakukan Allah. Bukankah ada Nabi-nabi Palsu? Banyak khotbah yang bukan Nubuat lagi, sebab sudah berubah menjadi Khotbah Memuliakan Diri atau Orang Lain atau Tokoh, dll atau menjadi Dongeng-dongeng Kultural tentang Sukses dan Hidup Berkelimpahan atas dasar Perbuatan Ketidakadilan.Kini banyak dongeng-dongeng primordial,seperti menebarkan fanatisme kelompok, selalu membenarkan diri dan kelompok tatkala tindakan mereka salah. Hal demikian ini mau dihembuskan ke dalam pikiran manusia-manusia sederhana, yang kurang terdidik.

Kita juga seharusnya tidak membuat kesalahan bernubuat seperti yang dilakukan Para Nabi Palsu, Jangan juga membangun Elit Intelektual dan Spiritual dalam Jemaat, atau semata-mata mengagungkan Pendeta saja. Nabi Yoel berkata bahwa semua akan bernubuat (putra-putri kita, para pria dan wanita atau perempuan akan berbicara tentang perbuatan-perbuatan besar Allah. Hal demikian adalah hal baru bagi Perjanjian Lama saat itu. Juga hal yang dianggap aneh. Bukankah Budaya Agama adalah Budaya Pria melulu? Mengangkat Pendeta Perempuan saja dahulu kala tak dimungkinkan, apalagi Imam Perempuan. Semua orang yang hadir di sini (percaya) telah menerima karunia Roh untuk bernubuat! Mungkin dengan terbata-bata, kata-kata yang tak lancar, atau justru mungkin dengan kata-kata kasar yang sederhana, tetapi semua kata-kata itu tak berkurang nilai nubuatnya, kwalitas nubuatnya tidak hilang oleh kekesaran kata dan ungkapan.

Sayangnya, saat kita harus berkata-kata, kita justru diam. Kita segera berpikir, itu bukan urusan saya, itu bukan talenta saya, saya tidak dapat berkata-kata nubuat, tentang Firman. Berbagai alasan akan kita kemukakan pada saat sebenarnya kita harus berbicara dengan benar atau menyatakan kebenaran.

Saudara-saudara, ini adalah pesan Pentakosta bagi kita: "Dan itu akan menjadi hari-hari terakhir, demikianlah firman Tuhan, Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, dan semua orang akan bernubuat". Semua, artinya dari anak-anak sampai orang tua. Bila anak-anak atau putera-puteri mengingatkan pada orang Israel, maka nubuat Nabi Yoel juga menuju anak-anak dari bangsa-bangsa , artinya bukan bangsa Yahudi. Hal itu dinyatakan oleh Rasul Petrus dalam Kisah Para Rasul 2:17-21.
Itu adalah tugas panggilan kita!

Sekarang kita mungkin berpikir bahwa setiap orang yang bernubuat harus mengacu pada semua orang yang pernah bernubuat. Itu tidak terjadi, karena Petrus mengakhiri kutipannya dari Joel dengan Kisah 2:21 (Yoel 2:32): "Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan". Mereka itu adalah orang-orang yang bermimpi tetang mimpi, yang akan melihat visi, dan akan bernubuat tentang firman Allah. Itulah orang-orang yang dapat kita sebutkan sebagai orang Kristen yang menyerukan nama Tuhan dan yang bernubuat.

Dan karena kita juga termasuk di dalamnya, kita boleh dan dapat percaya pasti bahwa Allah mencurahkan Roh-Nya atas kita. Itu berarti bahwa kita dapat membangun hubungan dengan Allah ini, dan kita akan bermimpi mimpi tentang suatu Dunia yang Dikehendaki Allah, dimana terdapat Keadilan, Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan. Kita akan mendapat penglihatan-penglkihatan atau visi-visi masa depan kita dan akan berusaha merealisasikannya dalam tindakan yang mengubah, (words that become action that change the world).

Dan kita akan bernubuat! Artinya, kita semua yang hadir di sini harus bernubuat, sebab itulah tugas yang diletakkan oleh Pentakosta atas kita. Masing-masing bernubuat sesuai kehendak Allah, juga dengan karunia, sesuai talenta mereka, setiap kita dalam lingkungan atau sekitar kita masing-masing; dalam kelompok di mana kita berada, dan terhadap orang-orang yang mungkin dengannya kita akan bertemu. Apakah nubuat kita dalam menghadapi Covid 19 yang tidak kita ketahui kapan akan berakhir? Akankah kita memasuki masa New Normal atau Normal Baru dengan mengikat diri pada aturan baru yang berbeda dengan cara hidup kita sebelumnya?

Jangan lagi memperbodoh diri berkata bahwa Agama atau Iman Percaya adalah hal prive, cukup dalam ruang lingkup pribadi saja, sehingga kita sungkan menyatakan nubuat atau Firman Allah itu tentang keadilan dan kebenaran menyangkut banyak oprang?

Tidak, saudara-saudari. Jangan lagi menipu diri sendiri bahwa iman hanya termasuk dalam lingkup pribadi. Enggak usah repot dengan kenyataan yang ada, yang korup, yang mencari enaknya dengan memperkosa anak balita, memperdaya perempuan muda dan perempuan lemah, yang bahkan dilemahkan, lalu memperkosanya. Peringanan hukuman malah diajukan. Untung Bapak Presiden Joko Widodo menerbitkan PERPPU Anti Kekerasan Pemerkosaan dan Pemberatan Hukumannya.

Berbicaralah tentang Iman Percaya kita, tentang Iman, tentang Pengharapan dan tentang Kasih Allah itu !.

Ucapkanlah kata-kata yang Membangun, Meneguhkan, berilah Nasihat dan Dorongan dalam Gereja, dalam Masyarakat, Bangsa dan Negara Indonesia. Karena ini terjadi pada hari Pentakosta sesuai kata-kata nabi Yoel, maka tidak dapat tidak : Kita Harus Bernubuat!.Nubuat tentang Gereja yang peduli akan mereka yang miskin dan lemah, tua tak terurus. Bahkan banyak anak-anak dan pemuda yang terjerat penjualan narkoba, kekerasan dan tindak kejahatan lainnya. Rehabilitasi mereka sekarang harusnya menjadi perhatian Gereja juga, bukan Negara saja. Apakah masa depan mereka hanya menjadi residivist belaka? Tugas polisi bukan sekedar menangkap mereka tetapi saat penangkapan sadar betul bahwa kepada mereka bukan hanya hukuman yang harus berlaku, tetapi juga dibina sebab mereka yang adalah tunas-tunas bangsa yang setelah upaya pemasyarakatan yang baik akan kembali dengan kepastian terbukanya kesempatan untuk pendidikan dan kerja sesuai dengan pengarahan yang didapatkan mereka di LP.

Doa Syafaat :

Bapa surgawi,
Kami ingin mengucapkan terima kasih pagi ini
bahwa Engkau telah mencurahkan Roh-Mu ke atas kami semua, semua manusia.
Kami ingin menyatakan syukur dan terimakasih kami,
untuk apa yang telah Tuhan perbuat, membawa kami kepada hari Pentakosta ini.
Berikanlah kepada kami mimpi mimpi.
Mimpi tentang sebuah dunia tanpa ketidakadilan,
mimpi tentang dunia tanpa kebencian,
bermimpi tentang dunia yang Engkau kehendaki.
Berikanlah penglihatan atau visi-visi kepada kami agar
Memilki Penglihatan tentang Masa Depan yang lebih baik.
Di mana kita sebagai orang Kristen harus memiliki visi
demikian dan bertindak sesuai dengan visi itu. .
Dan di atas semua, berilah kami keberanian untuk bernubuat,
untuk menyampaikan kata-kata Tuhan dalam masyarakat ini.
untuk menuju suatu realitas yang sama sekali berbeda
daripada dunia di mana kita kini terjebak di dalamnya.
Ajarkanlah kami untuk bernubuat dalam Gereja,
Membangun, Meneguhkan, Menasihati, Mendorong!
Kemudian curahkanlah Roh-Mu atas semua semua
berkumpul di Gereja-Mu.
Kami berterima kasih kepada-Mu Bapa,
untuk Kasih Setia-Mu yang kekal kepada kami!.
Dalam nama Yesus Tuhan,
Amin.





Arsip :

Arsip ..


About Me:

Nama saya Hallie Jonathans. Saya lahir di Depok, pada tanggal 6 Juni 1945.

Setelah tamat STT Jakarta, saya berkecimpung dalam pelbagai kegiatan oikoumenis dan beberapa kegiatan kemasyarakatan. Kegiatan kegerejaan dilakukan secara penuh dalam sebagian besar level pekerjaan gerejawi.

Saya adalah Pendeta Emeritus GPIB, 01 Juli 2010 serta menjabat sebagai Ketua Badan Penasihat Gereja Preotestan di Indonesia (2010-2015).

Nama istri saya: Inneke Jonathans-Huwae. Saya lebih berorientasi ke depan, oleh sebab itu saya terfokus untuk berbagi dalam perkara hari ini dan hari esok.

Terpujilah Tuhan Yesus Kristus.