Para Perempuan yang berbahagia dalam Yesus Kristus.
Tak sabar rasanya menantikan tanggal 18 Februari 2017, saat Pelkat Persekutuan Kaum Perempuan,dahulu Persatu an Wanita GPIB merakayan HUTnya.
Persoalan perempuan kian membesar dan menajam pula, tatkala kita melihat bagaimana para perempuan sudah berada di depan dan bukan lagi berdiri di latar belakang perjalanan sejarah manusia. Para perempuan telah tampil sebagai pemimpin dan pejabat, bahkan ahli ilmu pengetahuan yang sangat berkwalitas, mereka hadir di semua lini kehidupan di mana tadinya hanya laki-laki saja yang memegang hegemoni.
Apabila kita sedikit saja menoleh ke belakang, dengan kisah seorang perempuan yang menjamah Yesus, maka kita dapat melihat bahwa bukan sekedar keinginan kesembuhan dari perdarahan yang selama dua belas tahun dideritanya, tetapi juga pemulihan statusnya sebagai manusia yang tahir yang diterima kehadirannya tanpa cacat dalam pergaulan kehidupan agama dan pengakuan sosial yang utuh agar dimilikinya. Tuhan Yesus kemudian memulihkan dirinya dari aib sosialnya (social disgrace) yang berdasar pada ketidak-tahirannya secara agama.
Perempuan itu sebenarnya hampir tak dapat mendekat kepada Yesus, Tuhan kita. Perempuan itu mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. Perbuatan itu adalah perbuatan iman. Penulis Injil Lukas ini mengetahui benar syarat kesucian bagi ritual keagamaan yang tak dapat ditawar-tawar lagi. Oleh sebab itu, dinyatakanlah bahwa perempuan itu melakukan upaya berdasarkan iman untuk mendapatkan kesembuhan dan pemulihannya dari aib sosialnya.
Memang banyak orang yang mengerumuni Yesus, demikian laporan yang kita baca. Tetapi mungkin sangat sedikit yang datang dalam upaya iman untuk menjamah Yesus. Kalau kita beribadah, keadaan demikian juga berulang. Kita mengikuti ibadah dengan tertib sampai akhir, tetapi kita tak berupaya menjamah Tuhan dengan iman percaya kita. Kita tak berkeinginan menjamah Yesus sehingga Yesus juga berlalu tanpa merasa ada kekuatan yang keluar dari tubuih-Nya oleh sebab seorang perempuan atau laki-laki menja mah-Nya.Tuhan Yesus merasakan sebuah kebajikan keluar dari tubuh-Nya mengalir kepada seseorang yang sengaja datang untuk menjamah-Nya.
Banyak perempuan juga mengenal Yesus hanya secara samar-samar. Tak ada suatu perjumpaan pribadi dengan Yesus selama ia hidup sebagai warga gereja, bahkan Firman Yesus tak diketahuinya apalagi mengingatnya. Perempuan bahkan lebih mengenal pendeta kmjnya atau pjnya dan memupynai hubungan yang akrab dengan mereka. Atau mereka mengenal seorang anggota Dewan PKP yang amat diidolakannya, sehingga terbit persekutuan yang amat dekat bahkan dinyatakan dalam jumpa pada minggu yang berjalan. Dari pergi ke restoran ternama sampai pada curhat tentang keadaannya. Ia merasa ibu dari Dewan PKP ini pasti akan memberikan nasihat dan mau mendengar kannya melebihi suaminya sendiri.
Banyak orang pergi beribadah kepada Tuhan Yesus, tetapi selama dan sesudah ibadah tak ada perubahan atau tak ada kesembuhan apa-apa yang didapatkannya. Tak ada perubahan dan perbaikan apa pun dalam hidupnya.Tak ada perjumpaan dengan Tuhan.Perempuan itu masih saja kasar dalam kata dan tindakan, bahkan terhadap suaminya sendi ri.
Apa yang diderita perempuan itu? Ia menderita penyakit pendarahan yang tak tersembuhkan. Perempuan itu mengalami suatu "incurable health". Banyak perempuan mempunyai percaya yang hanya samar-samar kepada Tuhan Yesus. Saya percaya bahwa HUT PKP itu berarti bahwa setiap perempuan melakukan upaya iman untuk menjamah Yesus dan mendapatkan kesembuhan atau perubahan dan perbaikan dalam hidupnya.Banyak perem puan tetap saja mengalami sakit pada jiwanya bahkan rohnya.Mereka berupaya mendapatkan kelepasan atau ke sembuhan dengan mencari nasihat dari perempuan yang berpengaruh atau bahkan kaya raya. Tetapi ia tak kunjung mendapatkan kelepasan atau perubahan yang dikehen dakinya.Banyak derita dan tekanan bahkan penolakan sosial yang dideritanya, mulai dari lingkup keluarha, adat dan tradisi, hegmoni budaya patriarkal yang masih tersebar luas di semua lini kehidupan bermasyarakat.
Mari kita lihat Peranan Perempuan dalam Masyarakat, antara lain:
1. Dalam kegiatan Pendidikan, Kesejahteraan Umum, (PKK) dan Organisasi Keperempuanan seperti PKP, PWKI atau Dharma Wanita dst.
2. Sebagai Guru, Dosen, Mahaguru, Pegawai Negeri, Pega wai Swasta, atau sebagai Wiraswasta.
3. Sebagai Petani dan Pedagang. Profesi ini berkembang dengan cepat sesuai perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Ketrampilan, Peranan Media On Line, Media Sosial,dst.
4. Sebagai Ibu Rumah Tangga.Peranan tradisional yang amat penting ini bagi para Ibu Muda dipadukan juga dengan Usaha Industri Rumah, Multi Level, Catering, atau pemasokan Jajanan dan makanan dalam jumlah yang kecil dan sedang.
5. Sebagai Politisi, Pejabat Negara, Presiden dan Menteri.
6. Sebagai Anggota Partai, Ormas, LSM, Organisasi Sosial Keagamaan, Kemasyarakatan dan Pemelihara Lingkungan. Banyak para perempuan muda juga mendapatkan kesempatan memberikan hikmatnya di Forum Interna sional, termasuk juga peranan sebagai Ratu Kecantikan, Ratu Pariwisata, Olahragawati,Seniwati, Penyanyi dan Aktris ,Pesinden, Penari, Dramawati, serta upaya Pemelihara Kesenian dan Kebudayaan bahkan Gerakan Perdamaian Internasional, Lingkungan Hijau dan Perawatan Pertahanan terhadap Abrasi, dll.
7. Sebagai Pendeta, Penatua dan Diaken, bahkan ke tingkat Mupel dan Majelis Sinode, dalam PGI, dan Badan Musyawarah Antar Agama; TNI, POLRI, Pelbagai Jabatan di Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif.
8. Sebagai Dokter, Bidan, Perawat, Psikolog. Psikiater, Pejabat Kesehatan Jiwa/Mental Health,Konsultasi Keluarga bagi keutuhan dan kebahagiaan keluarga, PKK.
9. Sebagai Lurah, Kepala Desa, Hukum Tua, Camat , Walikota dan Gubernur bahkan jabatan-jabatan dalam TNI (Angkatan darat, Angkatan Udara, Angkatan Laut) dan POLRI.
10. Sebagai Hakim, Panitera Pengadilan, Pengacara, Pembela Anak dan Perempuan terhadap Kekerasan yang kini amat berkembang mengatasi rasa kemanusiaan yang adil dan beradab.
Pelkat PKP GPIB diharapkan memberikan perhatian lebih pada Pembangunan Keluarga dan Perawatan Keluarga, Konseling dan membangun Persekutuan Keluarga di mana terdapat ruang untuk saling bertukar pikiran dan mencari solusi atas persoalan yang dihadapi satu pribadi atau satu keluarga dalam bidang tertentu. Yang kita catata justru adalah banyak wisata rohani di dalam negeri dan ke luar negeri, menari, menyanyi bersama dan pameran pakaian yang indah-indah, gaya pakaian seragam suami istri atau para perempuan buat seribu satu event, termasuk arisan juga menyita biaya yang tinggi hanya guna tampil melayani ,termasuk dalam HUT-HUT Persekutuan Pelayanan dll, entah event gerejawi, perkawinan, perhelatan adat, dll yang menelan biaya yang amat besar.Antara konsumerisme/ penampilan/fashion di satu pihak dan efektivitas penyelesai an permasalahan keluarga dan sosial,di lain pihak;nampak jelas bahwa konsumerismelah /penampilan yang dipilih mendapatkan perhatian atau komitmen tinggi.Jangan lupakan penampilan dalam Facebook, Instagram, dll.
Rajawali in Refleksi menyebut bahwa perempuan harus memiliki integritas yang tertanam kuat dalam diri, jika ingin berperan sebagai lelaki, di antaranya memiliki proteksi, moral, memperhatikan edukasi, peduli pada kecantikan, mampu berkomunikasi, punya visi, merawat anak-anak, dan memperhatikan kesehatan. Perempuan perlu meningkatkan wawasan selain juga percaya diri menampilkan pribadinya.
Tuhan Yesus tatkala merasakan jamahan perempuan itu pasti dapat menebak siapa yang menjamah-Nya.Tetapi Yesus mau perempuan itu yang menyatakannya kepada-Nya. Ia mau perempuan itu maju ke depan dan menjelaskan bahwa ia telah menjamah Yesus. Tuhan Yesus bukan seorang pembuat magic yang dapat saja diambil kebaji kannya tanpa Ia tahu atau perduli siapa yang menjamah-Nya.JubahNya bukan jubah magis yang kalau disentuh akan otomatis mengeluarkan kebajikan atau suatu kuasa keluar. Masalah perempuan tentang ketidak-kudusan yang terus menuju ketakutan para pria untuk menjamahnya, sebab bila demikian, pria itu juga akan menjadi tidak tahir. (Imamat 15:19-28).Para pria menjauhi perempuan yang tak tahir itu, tak mau berbicara dengan perempuan seperti itu, bahkan membuang muka bila bertatap dengan perempuan yang demikian.
Rajawali in Refleksi juga menyatakan : Komplikasi atau kekusutan globalitas perempuan dan kehidupan sosialnya senantiasa menimbulkan argumentasi tersendiri, manakala peran perempuan tidak lagi dianggap sebagai objek dari budaya patriarki, tetapi di era globalisasi ini perempuan kerap kali mengambil peran-peran pokok dalam masyarakat. Isu-isu dan persoalan yang melingkupi peremnpuan era kini, bagaimana peran perempuan di tengah masyarakat urban yang belum sepenuhnya terlepas dari kungkungan budaya patriarkal yang kental.
Terhadap dunia pria seperti itu Tuhan Yesus menyatakan dengan jelas kepada para pria sedunia: Perempuan yang tidak tahir itu telah menjamah Aku. Ia juga berkata: Aku telah menyembuhkannya. Bagi Yesus, perempuan bukanlah sumber potensial bagi ketiaksucian atau ketidaktahiran di dalam dan di tengah masyarakat. Pada zaman dahulu perempuan dianggap sebagai mahluk yang lemah dan bahkan membawa bencana. Tetapi Tuhan Yesus meninggi kan perempuan itu, mulai dari Maria, Bunda-Nya sampai Maria Magdalena, bahkan Martha sekali pun. Perempuan adalah manusia yang harus diakui dan dihormati. Masih ingat bagaimana Taliban di Pakistan membantai Malala Yousafzai? Ia ditembak kepalanya, mereka pikir ia mati. Tetapi pemerintah Inggris melalui para dokter dan para medis Inggris menyelamatkan nyawanya melalui suatu operasi yang amat sukar, dan berhasil. Ia menjadi Duta Anak Perempuan bagi Perdamaian, Kesetaraan yang memajukan pendidikan terhadap kaum perempuan.
Para Warga PKP GPIB tak kalah besar perjuangannya bagi pembebasan perempuan, pengubahan pandangan terhadap perempuan dan mengakuinya sebagai yang setara dan semartabat dengan para pria, siapa pun dia. To be recognized and respected, itulah perempuan.
Apakah hakekat pelayanan PKP? Mendorong para perempuan untuk menjamah Yesus, mempunyai hubungan yang indah dan menerus dengan Tuhan Yesus. Mendorong para perempuan untuk memiliki kemampuan menerobos pentas sosial, politik dan ilmu pengetahuan yang didominasi oleh para lelaki/budaya petriarkal, menjadi juga domainnya tanpa meninggalkan tugasnya sebagai istri dan keluarga serta pendidik yang membesarkan anak dan siap memajukannya ke dalam kehidupan masyarakat.
Hubungan percaya dan hubungan sebagai mitra yang mendoring semua orang mengakui dan menghormati perempuan. Yesus dapat membuat perempuan itu utuh kembali.By touching Jesus, she could be made whole. Her touch of faith on Jesus,has removed not only her sickness, buat also removed her social disgrace.
Jangan heran apabila melihat perempuan menjadi koruptor kelas kakap. Bahkan katanya uang korupsinya mengalir ke kas sebuah partai.Jangan heran melihat perempuan Kristen pejabat Negara, juga masuk penjara karena korupsi. Perempuan demikian belum pernah datang kepada Yesus dan menjamah-Nya.
Perempuan itu memiliki pengharapan yang mendesak, insistent hope. Saya akan sembuh apabila berhasil menjamah jubahnya-Nya.Begitu katanya. Begitu actionnya. Hasilnya : It works!. Oleh sebab itu para murid berkata menja wab Yesus yang bertanya siapakah yang telah menjamah-Nya,berkata:"Guru,orang banyak mengerumuni dan mendesak Engkau". Bagaimana Guru Yesus boleh berkata, ada yang menjamah-Nya. Lya lah, banyak orang begini, pasti jubah Yesus tertarik. Tetapi Tuhan Yesus juga amat insisting, Ia tahu benar sebuah kebajikan telah keluar dari diri_Nya. A virtue has been released from his body.
Perempuan itu telah sembuh. Ia telah utuh kembali, baik secara fisik maupun secara spiritual. Baik secara agamawi, maupun secara sosial, ia mendapatkan penyembuhan tubuh dan pemulihan sosialnya yang utuh. Perempuan ini telah dibebaskan dari ketakutan agamawinya dan ketakutan sosialnya. Ia telah dipulihkan baik secara roh, jiwa dan tubuhnya. Sekarang is dapat bergabung kembali dalam komunitas rohani Israel. Ia dapat pergi ke Bait Allah. Perempuan itu telah sembuh, menjadi utuh, tak bercacat apa pun di depan manusia atau umat Allah. Perempuan yang dibebaskan oleh Tuhan Yesus ini pasti dapat mengatasi tantangan global, regional dan lokal yang dihadapinya serta mengambil peran secara percaya diri dalam perubahan pembaruan dalam gereja, masyarakat dan bangsanya.Perempuan harus memahami Alkitab dengan baik dan menggunakannya dalam tugas pelayanan dan pengabdiannya untuk menciptakan msayarakat yang hidup berdasarkan kasih, keadilan dan keserasian atau harmoni dalam semua bidang kehidupan.
Betapa indah perkataan Tuhan Yesus kepada permpuan yang telah disembuhkan itu:"Hai anak-Ku, iamnmu telah menyembuhkan engkau, pergilah dengan selamat". "U bent genezen door uw geloof. Ga in vrede!"."Daughter, your faith has healed you. Go in peace!". "Poireuou eis eirenen!".
Go on in peace All Members of the PKP GPIB!.Sing this song!. Amin.
He Touched Me
By William J. Gaither, 1963. PKJ 199.
1. Shackled by a heavy burden,
"neath a load of guilt and shame;
Then the hand of Jesus touched me,
And now I am no longer the same.
Refrain:He touched me, O, He touched me,
And O, the joy that floods my soul.
Something happened, and now I know,
He touched me and made me whole.
2. Since I met this blessed Savior,
Since He cleansed and made me whole;
I will never cease to praise Him,
I"ll shout it while eternity rolls.
Refrain: