1. Benarkah menggunakan kata Spiritualitas untuk seorang Presbiter?
Benar, penggunaan kata spiritualitas ini menyangkut pembagian mansuia dalam tiga elemen. Ketiga elemen itu adalah Roh, Jiwa dan Tubuh. Istilah asingnya adalah Spirit, Soul and Body. Dr. Derek Prince yang terkenal karena khotbah radio dan TVnya serta berbagai Buku yang ditulisnya, segera menjelaskan bahwa roh atau spirit manusia datang langsung dari Allah. Roh atau spirit itu langsung berhubungan dengan Allah, Dalam pola penciptaan kita ingat bahwa ada hubungan yang turun dari Allah ke manusia. Suatu descending relationship. Roh Allah bergerak di atas roh manusia, roh manusia bergerak di atas jiwa manusia, dan jiwa manusia mengarahkan tubuh manusia.
2. Akibat Kejatuhan Manusia ke Dalam Dosa.
Tatkala kejatuhan ke dalam dosa, roh manusia itu tidak memiliki hubungan lagi dengan Allah Penciptanya. Jiwa mengambil alih tugas roh untuk mengawasi manusia. Jiwa sejak saat itu menguasai tubuh manusia. Akibatnya adalah bahwa manusia yang tidak dilahirkan kembali hanya dipimpin oleh jiwanya, melalui tiga fungsi jiwa itu.
Ketiganya adalah :
Kehendak, (Will),
Kecendekiaan/ Intelektualitas/ Intelect,
dan Emosi. (Emotion).
3. Pendamaian atau Rekonsiliasi.
Tatkala Tuhan Yesus Kristus memperdamaikan/ merekonsiliasikan kita dengan Allah Bapa-Nya, maksud utama Allah adalah memperbaiki atau menghidupkan kembali tata hubungan yang asli atau original order itu. Allah sekali lagi melakukan hubungan dengan roh manusia. Lalu terjadilah juga apa yang sebelumnya, tetapi dalam suatu hubungan kehidupan baru, jiwa bergerak di atas jiwa manusia dan jiwa manusia bergerak di atas tubuh manusia. Dengan demikian kita dapat memahami apa yang dikatakan oleh raja Daud, dalam Mazmur 103:1: Pujilah Tuhan, hai jiwaku, pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap batinku. Melalui iman, roh Daud dipersatukan kembali (reunited) dengan Allah, dan oleh sebab itu dan berhasrat menyembah Allah. Roh Daud membangkitkan jiwa Daud, dan bergerak di atas organ-organ vokal Daud, untuk mengucapkan kata-kata yang tepat, cocok dan pantas untuk menyembah Allah.
4. Selama manusia tunduk kepada Allah dan jiwanya juga tunduk pada roh manusia, manusia berada dan berfungsi dalam keselarasan dengan Allah. Itulah harmoni antara manusia dengan Allah.
5. Kala manusia kembali memberontak terhadap Allah, maka jiwa manusia tidak lagi tunduk kepada roh manusia dan harmoni internal itu menjadi pecah.
6. Itu berarti ada ketegangan yang terus menerus antara roh dan jiwa manusia.
Kata Yunani , yaitu Perjanjian Baru, untuk jiwa
adalah psuche. Psukhikos, adalah kata sifat,
adjective. Sebutan lain terhadap kejiwaan, Soulish,
tetapi itu diterjemahkan ke dalam beragam kata :
alamiah, natural;
indrawi, sensual,
duniawi, worldly,
tidak rohani, unspiritual;
worldly-minded, pikiran dunaiwi,
tanpa Roh, dan
mengikuti keinginan-keinginan alamiah manusia,
/natural instincts.
7. Semua frasa itu berasal dari kata jiwa tadi, psuche.
Jadi selanjutnya kita temui pertentangan atau benturan antara apa yang rohani atau spiritual dan apa yang jiwani, atau soulish. Kehendak , the will menegaskan pertentangan dalam Perjanjian Baru, yakni antara apa yang rohani atau spiritual dan apa yang jiwani atau soulish.
8. Dalam 1 Korintus 15:44-46 Rasul Paulus menyatakan :Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah, natural/soulish, yang dibangkitkan adalah tubuh kebangkitan kita, tubuh rohaniah, spiritual body. Dalam tubuh jiwani adalah tubuh di mana roh manusia baru bisa bergerak melalui jiowa manusia. Dalam tubuh rohani, maka roh itu bergerakk langsung atas tubuh tanpa harus bekerja melalui jiwa manusia.
9. Lihat bagaimana dalam PL hal itu dinyatakan tentang cherub, sejenis malaikat, Yeheezkiel 1:12 dan 20.
10. Perlawanan/Pertentangan (opposition) antara manusia rohani dan manusia duniawi.
11. Lihat juga 1 Korintus 2:14-15.
2:14."Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan, dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.
2:15. Tetapi manusia rohani menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain".
12. Untuk memahami hal rohani, jiwa manusia tergantung pada roh manusia. Apabila jiwa tak selaras dengan roh manusia, maka bagi jiwa tak dapat memahami apa yang ada dalam dunia atau bidang (realm) rohani.
13. Dalam Yudas 16 dan 19,
16: Mereka itu:
orang-orang yang menggerutu
dan mengeluh tentang nasibnya,
hidup menuruti hawa nafsunya,
tetapi mulut mereka mengeluarkan perkataan-
perkataan yang bukan-bukan,
dan mereka menjilat orang untuk mendapat
keuntungan.
19: Mereka adalah pemecah-belah, dan dikuasai hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini dan hidup tanpa Roh Kudus.
14, Bagaimana manusia rohani itu?
Dalam ayat 20 dinyatakan:
Akan tetapi kamu, saudara-saudaraku yang
kekasih, bangunlah dirimu sendiri di atas dasar
imanmu yang paling suci; dan berdoalah dalam Roh
Kudus.
Baca ayat 22, Tunjukkanlah belas kasihan kepada mereka yang ragu-ragu.
23. Selamatkanlah mereka dengan jalan merampas mereka dari api.
Tetapi tunjukkanlah belas kasihan disertai ketakutan akan orang-orang lain juga, dan bencilah pakaian mereka yang dicemarkan oleh keinginan-keinginan dosa.
15.Dalam Yakobus 3:15 (baca ayat 13 dan 14; dan 15).
Daftarkanlah bagaimana orang yang bijak dan berbudi.
Ia memiliki cara hidup yang baik,
Menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan.
Ayat 14.
Sebaliknya janganlah menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri,
Janganlah kamu memegahkan diri,
Dan janganlah berdusta melawan kebenaran.
Hikmat yang datang dari dunia, dari nafsu manusia dan dari setan-setan (ayat 15). Earthly,sensual, soulish, and demonic/demonis.
16, Tatkala orang Kristen menjadi duniawi mereka kehilangan visi tentang kekekalan. Mereka tak dapat melihat mengatasi :
Sukses,
Kenikmatan, pleasure;
Kekayaan/Wealth,
Kesehatan Fisik. Physical Health.
Mereka hanya tertarik pada apa yang dapat dilakukan iman mereka bagi mereka dalam hidup mereka.
17. Dalam 1 Korintus 15:19 dikatakan oleh Rasul Paulus : "Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan pada Kristus, maka kita adalah orang-orang yang paling malang dari segala manusia.
Bukankah banyak orang Kristen berpikir, alangkah indahnya apabila kita memiliki banyak harta, prosperous; dan sukses senantiasa? Allah menyebut orang Kristen seperti itu patut dikasihani.
18. Setelah yang Duniawi maka kita dapati yang Jiwani/Soulish.
Menjadi soulish berarti egosentrik, self centered. Bagi orang demikian, iman Kristiani adalah jalan untuk mendapatkan dari hidup ini.
19. Baca selanjutnya dalam 1 Timotius 6:2b-10. Pada pokoknya dalam ayat 5, mereka mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan.
20. Dalam ayat 6 dinyatakan: Memang ibadah itu kalau itu disertai rasa cukup, memberi keuntungan bsar.
21. Dalam ayat 9, kita melihat dengan jelas mengapa banyak orang melakukan korupsi.
"Tetapi mereka yang ingin kaya, terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat,
Ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan mencelakakan;
Yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
22. Orang yang jiwani membuka dirinya terhadap hal yang berasal dari Iblis. Apakah kita membutuhkan pembebasan dari kuasa-kuasa setan atau demonis? Yah, baik sebagai pribadi maupun sebagai Jemaat, kita memerlukan pembebasan dari kuasa Demonis atau Setan itu/Iblis itu.
23. Gereja harus mampu membuat garis antara manusia yang rohani dan manusia yang jiwani atau soulish saja.
24. Manifestasi-manifestasi asli dari Roh Kudus berhadapan dengan manifestasi-manifestasi demonis.
25. Untuk melindungi kita, kita harus memupuk ketajaman-ketajaman spiritual atau rohani. (Cultivate spiritual discernment).Kita harus dapat membedakan apa yang benar-benar rohani dan apa yang benar-benar jiwani atau soulish.
26. Perhatikan bagaimana kita harus dekat dengan Firman Tuhan. Baca Ibrani 4:12 :
"Sebab firman Allah hidup
dan kuat,
dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun,
ia menusuk amat dalam,
sampai memisahkan jiwa dan roh,
sendi-sendi dan sumsum,
ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita".
Apakah kita Presbiter Rohani dekat dengan firman Tuhan? Mari kita membaca dan merenungkan dan melakukan firman Tuhan.
27. Kalau kita mau disebut manusia-manusia rohani, maka kita jelas bukan "bayi-bayi rohani lagi". Lihat Ibrani 5:14 :
"Tetapi makanan keras (solid food) adalah untuk orang-orang dewasa,
yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat".
28. Manusia rohani harus memakan "solid spiritual food" yakni mempelajari seluruh Alkitab.
29. Kita harus secara berkala memraktekkan ketajaman rohani itu.
30. Kita harus siaga terus menerus, paham atas bahaya-bahaya kekuatan-kekuatan rohani yang kita hadapi dalam pelbagai situasi. Doa merupakan bentuk ketajaman spiritual kita. Sebutkan ketajaman lainnya.
31. Akhirnya kita membaca 1 Korintus 16:13-14 :
13. "Berjaga-jagalah!.
Berdirilah dengan teguh dalam iman!.
Bersikaplah sebagai laki-laki!
dan tetap kuat!.
14. Lakukanlah segala pekerjaanmu di dalam kasih.
Apakah kita adalah Presbiter Spiritual?
Harusnya demikian!