hjonathans.com

View : 4471 kali


Khotbah
Rabu, 23 Mei 2018
John 21:15-19
PETER, DO YOU LOVE ME ?
Pdt. Hallie Jonathans

SARAPAN TERAKHIR

Setelah tiga kali menyangkal Yesus Kristus, hubungan antara Petrus dan Yesus Kristus sebenarnya telah selesai. Kepemimpinan dan kerasulan Petrus telah drop, jatuh dan tak dapat diperbaiki lagi. Pada jumpa di pantai danau Galilea di mana Ia memberikan sarapan kepada para murid-Nya. Saat itu Tuhan mengambil roti dan ikan, memberikannya kepada mereka. Tuhan Yesus berkata :"Come and have breakfast!". The Last Breakfast, itulah yang disajikan oleh Tuhan Yesus yang telah bangkit itu. 

Tatkala mereka selesai makan, berkatalah Ia kepada Simon Petrus :"Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?"Agapes me pleion toutoon? Agapaoo berarti Kasih Allah yang mengorbankan Diri-Nya.

Simon Petrus menjawab:"Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau" "Su oidas hoti filoo se".

Dua kali Tuhan Yesus menanyakan dengan menggunakan kata agape, dua kali Petrus menjawab dengan kata fileoo, atau filoo. Filoo berarti senang, menaruh rasa kasih , to have affection, kepada Tuhan Yesus.  Sedangkan Agape adalah Kasih Allah yang Berkorban Diri bagi keselamatan kita. God`s Self-sacrificial love. Tuhan Yesus menggunakan dua kali kata agapaoo, sedangkan pada ketiga kalinya, Tuhan menggunakan kata Fileoo. Tuhan mau memposisikan Diri-Nya dengan Simon Petrus dengan menggunakan kata Fileoo. Tuhan bertanya: Simoon Ioona, fileis me? Jawab Simon Petrus: Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau". Su ginooskeis, filoo se".

Petrus mengasihi Tuhan Yesus dengan cara kasih seorang yang mengasihi seorang yang baik. Kasih sedemikian amat tergantung pada temperamen seseorang, Kasih sedemikian dapat berada begitu dalam berakar pada individualitas seseorang, tetapi kasih itu ternyata tidak menyentuh pusat dari kepribadian orang itu. Kasih yang benar tidak memerlukan penjelasan-penjelasan. Kasih Kristus tidak hanya terdapat dalam kata-kata-Nya, tetapi  di dalam segala yang dilakukan Kristus. Action speaks louder than words.

TIGA KALI BERTANYA KEPADA PETRUS.

Tiga kali Tuhan Yesus bertanya apakah Simon Petrus mengasihi-Nya. Tiga kali berturut-turut Ia menanyakannya secara tajam dan menimbulkan luka dalam hati Simon Petrus. Sakit yang luar biasa pada Petrus sehingga ia menjawab pertanyaan Tuhan Yesus secara berjenjang, semakin tajam.

Pertama kali ia berkata:"Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau. Pernyataan ini masih mengundang memori Tuhan Yesus agar dibuka oleh Tuhan sendiri, bagaimana Simon Petrus mengasihi-Nya dan membela-Nya, sebelum ia menyangkal Kristus tiga kali.  

Pada kali kedua ia menjawab:Benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau. Pernyataan ini dibuat tegas dan lugas, tanpa meminta Tuhan Yesus membuka memorinya tentang Simon Petrus.

Pada kali ketiga , Simon Petrus menjawab:"Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau" , Dalam jawab ini nampak jelas bahwa Simon Petrus kehabisan semua catatan tentang kasihnya kepada Tuhan Yesus. Ia menyerah, berhenti memberikan argumennya, sebaliknya ia menyerahkan pembuktian itu kepada Tuhan Yesus dalam memori dan pengetahu an-Nya.

TUHAN YESUS MENDERITA SEORANG DIRI.

Tuhan Yesus tidak memerintahkan Petrus untuk meminta ampun atau maaf atas penyangkalan Petrus tatkala Tuhan sangat mendambakan sikap setia dan terbuka menyatakan diri sebagai pengikut-Nya di hadapan orang banyak. Ya bersedia mengaku diri sebagai murid-Nya. Tuhan dibiarkan sendiri menanggung derita penghinaan serta perendahan tiada tara atas ketuhanan-Nya, penghapusan semua perbuatan baik-Nya, bahkan melupakan semua mujizat dan perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya. No apostle was willing to acknowledge His goodness, His redeeming work, His miracles, nobody was willing together to bear His suffering on the cross. Terlebih lagi, tak ada yang tergerak menyatakan kasih mereka kepada Tuhan Yesus, kecuali para perempuan yang mengikuti-Nya sampai di salib dan seorang murid kesayangan-Nya, Yohanes.     

"I LOVE YOU" YANG HAMPA

Kata-kata I love you sering kehilangan arti. Sering kata kasih itu semakin berkurang substansi kasihnya. Kasih pengorbanan diri seperti Allah lakukan dalam Putera-Nya, Kristus Yesus, dalam Agape Kasih Allah yang Berkorban Diri, God`s Self-sacrificial love,   hampir dapat dikatakan absen total dalam setiap rayuan atau statement seorang yang menyatakan kasih kepada orang yang dikasihinya. Kasih karena kekasihnya masih menarik, cantik dan pandai. Ada pula kasih yang diberikan dengan banyak catatan, sebab dapat saja kasih itu berubah menjadi benci.
Perkawinan seharusnya merupakan suatu kesatuan kasih yang kuat dan total. Namun perkawinan juga bisa berisi keberbalikan dari semula tertarik secara penuh lalu berikrar kasih menjadi sama sekali tidak mengasihi lagi.  

TUHAN YESUS MEREKONSTRUKSI SIMON PETRUS

Tuhan Yesus berbicara kepada Simon Petrus dalam rencana-Nya melakukan rekonstruksi atas diri, kepribadian dan kerasulan Simon Petrus. Ya, Tuhan Yesus melakukan dialog tajam itu dengan Simon Petrus  dalam rangka  merekonstruksi atau membangun kembali kerasulan Simon Petrus. Betapa banyaknya bangunan LRT dan MRT bahkan Jalan Tol yang harus direkonstruksi? Sangat memalukan salah konstruksi yang menelan banyak korban manusia. Tuhan Yesus tidak memberikan kuliah atau pelajaran tentang komitmen seorang murid atau rasul. Tuhan Yesus tidak membuat diagram tentang dedikasi atau pengabdian Simon Petrus atau rasul lainnya. Tuhan Yesus tidak menyinggung perilaku Petrus di waktu lalu, sebab Tuhan tahu Ia tak usah melakukan hal itu.

TO REACH THE ROOT OF THE BEHAVIOR.

Tuhan Yesus justru masuk kepada inti permasalahan orang yang mempunyai masalah itu. Jesus penetratetd to the heart of the problem and the man who had the problem.
Tuhan Yesus tahu bahwa Ia tiga kali meminta Petrus memeriksa diri sendiri dengan cara yang amat menyakitkan. Dalam Ibrani 4"12 dinyatakan :"Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada  pedang bermata dua mana pun, ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum, ia snggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita".    Tuhan tahu bahwa hanya dengan cara menyatakannya secara amat tajam, bahkan bagaikan mengorek luka hati Simon Petrus lebih dalam lagi, maka suatu perubahan akan terjadi oleh sebab Tuhan Yesus menyentuh akar dari perilaku, root of the behavior,   Apakah akar dari behavior Simon Petrus itu? Akarnya adalah kasihnya kepada Tuhan Yesus. Ia seharusnya mengasihi Tuhan Yesus dengan kasih agape itu. Namun, lihat apa yang dilakukannya. Ia hanya sampai kasih Fileoo. Tatkala ia terancam, dengan mudahnya ia menyangkal Tuhan Yesus.
 
DOUBLE-LOOP  LEARNING.

Dalam teori Double loop Learning (Pembelajaran Putaran Ganda) yang ditulis dalam Leadership Bible, NIV, dinyatakan bahwa putaran pertama adalah belajar tentang Behavior atau Perilaku atau tindak laku seseorang. Putaran kedua adalah belajar tentang Nilai dan Sikap atau Pendirian/Values and Attitudes yang  mendorong perilaku atau behavior seseorang. Jangan berhenti pada putaran pertama, teruskan dengan putaran kedua.  (Lihat Yesaya 55;6-11 dan Amsal 9:7-9).     

Apakah prioritas kita sebagai Pemuda-Pemudi sebagai orang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus? Bukankah hendak menye nangkan hati-Nya dan melayani-Nya? Bukankah Tuhan Yesus, adalah Raja yang yang mati  menjadi Juruselamat kita, dengan kebangkitan-Nya?
Tiga hal yang perlu kita perbuat.

Pertama adalah mengasihi Tuhan Yesus. Semua pengakuan dan ibadah kita, semua pujian dan persembahan, seluruh nazar kita, ditentukan oleh hal ini, apakah kita mengasihi Tuhan Yesus dengan kasih agape, dengan kasih Allah yang berkorban diri bagi keselamatan kita?
Kedua, kita tak mungkin melakukannya dengan kekuatan kita sendiri. Kita harus mohon Roh Kudus menguasai dan memimpin kita melakukan kasih itu.

Ketiga, Tuhan Yesuslah yang hidup di dalam diri kita dan menyatakan kasih dalam hidup kita.Kasih yang dinyatakan-Nya, harus kita nyatakan kepada Tuhan dan sesama kita.  

KITA TELAH MATI TETAPI DIBANGKITKAN.

Lihat Kolose 3:1-4. Kita pada dasarnya telah mati, tetapi dibangkitkan bersama dengan Kristus. "Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama Kristus di dalam Allah. Apabila Kristus yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kita pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan". Esensi yang penting di sini adalah bahwa hidup kita tersembunyi bersama Kristus di dalam Allah. Apakah benar, Kristus yang hidup di dalam kita? Ataukah Kristus tidak kita mohon hadir dalam hidup kita untuk melaksanakan kasih itu?   Allah adalah kasih, (1Yohanes 4:8). Oleh sebab itu Yohanes menulis :Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah. "Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada  kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk  sahabat-sahabat-Nya. (Yoh. 15:13).  

PENGINJIL SAM HADLEY

Kisah tentang Water Street Mission dimana Sam Hadley, seorang kriminal, melakukan seratus dua puluh lima pemalsuan tandatangan  di sebuah perusahaan, kesemuanya bisa membuatnya menerima hukuman seumur hidup. Sam Hadley  bertobat, dan mendapatkan amanat dari Tuhan Yesus untuk berkhotbah di kalangan para kriminal di New York. Ia bersaksi: Saya keluar ke jalan-jalan, dan memandang ke langit. Saya tak percaya sebab saya tak pernah memandang ke langit selama sepuluh tahun. Seorang pemabuk tak pernah memandang ke atas, ia selalu memandang ke bawah. Malam itu cahaya bintang-bintang di langit begitu penuh kemuliaan, nampaknya saya melihat wajah Tuhan Yesus memandang kepadaku melalui jutaan mata di langit. Malam itu, di sudut Broadway dan Thirty-Second Street, saya ditahbiskan untuk memberitakan Injil yang kekal, dan tak pernah meragukan penahbisanku itu. Suatu perkara besar aku alami, penahbisan oleh Tangan Yang Berlubang, ke dua telapak tangan Tuhan Yesus yang ditembus paku.

MENGINJIL MELALUI KARSA DAN KARYA

Bagi saudara yang masih muda, menuntut ilmu setinggi-tingginya merupakan suatu keharusan. Tak boleh kita mengabaikan pendi dikan dengan dalih mau melayani Tuhan.Beasiswa bagi pendidkan menengah dan tinggi seharusnya disediakan oleh Gereja.
Pelayanan kepada Tuhan dapat terjadi melalui suatu perintah langsung atau direct commission, seperti dialami oleh Sam Hadley. Dapat juga melalaui profesi dan kekaryaan kita di tengah masyarakat, dapat juga menjadi pejabat gereja. Tatkala saya mengunjungi Dewan Pekabaran Injil Oegstgeest, saya berbincang dengan banyak dokter dan insinyur dan sarjana yang mau mengabdikan dirinya dalam Pekabaran Injil melalui badan itu. Melayani dan mengasihi Tuhan Yesus memerlukan juga banyak pengetahuan dan ketrampilan. Mengasihi Tuhan Yesus melalui pelbagai pelayanan professional dan ilmu pengetahuan dan penelitian, dan bahkan melalui peleyanan kepada masyarakat, juga melalui bidang politik, ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya.

BOSKE TA PROBATA

Bukankah kita dengar Tuhan Yesus setelah Sinon Petrus menyatakan bahwa ia mengasihi Tuhan Yesus, selalu berkata bahwa mengasihi harus bukan dengan hanya kata-kata, tetapi harus real atau nyata. Harus dengan perbuatan.

Tuhan menantangnya, "Gembalakanlah domba-domba-Ku". Feed My sheep (Boske ta arnia, boske dari kata Boskoo, , artinya berikanlah makan atau gembalakanlah domba-domba-Ku. Kedua kalinya Ia menyatakan: Tend My sheep, Poimane ta probata, artinya peliharalah domba-domba-Ku. Ketiga kalinya;Feed my sheep, Boske ta probata: Gembala kan lah atau berilah makan kepada domba-domba-Ku.

Para pemuda dan pemudi, semua orang muda juga mempunyai tugas menggembalakan sesamanya, bahkan juga memberi makan kepada orang tua yang tak berdaya, masyarakat yang tak terpelajar, mereka yang tak mendapatkan keadilan, dan kesejahteraan, bahkan ditimpa oleh pelbagai kekerasan dan menjadi korban narkoba, sex bebas, serangan senjata kimia dan di sini Miras Oplosan Maut, serta pelbagai pemerkosaan, juga terjadi  dalam keluarga.
Perkawinan anak yang marak yang kini dibuat PERPPU mengatasi umur yang harus dicapai untuk masuk ke dalam perkawinan, bagi perempuan 16 tahun dan laki-laki, 19 tahun. Fenomena yang amat menyedihkan sebab mereka pasti tak memperoleh kesempatan pendidikan yang cukup dan tinggi. Tugas melayani melalui penyadaran  hukum, lewat pelbagai media.

JANGAN GEREJA MODEL PESTA TERUS.
 
Jangan ikut dengan melayani pakai banyak baju seragam hut ini dan itu di gereja, retreat-retreat yang adalah sekedar darmawisata, hanya nyanyi-nyanyi rohani di mulut saja, fb dan instagram yang hanya menonjolkan diri tetapi tak melayani sedikit pun, sebaliknya minta dilayani. Harus menjadi Gereja yang Melayani di tengah tantangan masyarakat yang nyata. Harus mengikat pinggang dan turun ke dalam penderitaan orang banyak, melakukan pelayanan rohani, kesehatan, pendidikan, penyejahtera an, dll.  
 
BERIKANLAH DOMBA-DOMBA-KU MAKAN

Pertanyaan Tuhan Yesus menggema, sekarang bukan kepada Rasul Pstrus, tetapi kepada kita semua:"Anda, apakah engkau mengasihi Tuhan Yesus?. Do you love Jesus?". Kalau kita berkata :Yes, I love you Lord Jesus, maka kita juga harus menerima perintah-Nya:"Berikanlah makan domba-domba-Ku".Makanan Firman Tuhan, kebutuhan yang beragam, pelepasan dari ikatan kemiskinan dan ketertawanan oleh pelbagai kuasa dari narkoba sampai pikiran yang menghancurkan dan membinasakan. Bangun Generasi Now mengenal dan mengasihi Tuhan Yesus Kristus.
Amin.             

Sumber : Beberapa Commentaries





Arsip :

Arsip ..


About Me:

Nama saya Hallie Jonathans. Saya lahir di Depok, pada tanggal 6 Juni 1945.

Setelah tamat STT Jakarta, saya berkecimpung dalam pelbagai kegiatan oikoumenis dan beberapa kegiatan kemasyarakatan. Kegiatan kegerejaan dilakukan secara penuh dalam sebagian besar level pekerjaan gerejawi.

Saya adalah Pendeta Emeritus GPIB, 01 Juli 2010 serta menjabat sebagai Ketua Badan Penasihat Gereja Preotestan di Indonesia (2010-2015).

Nama istri saya: Inneke Jonathans-Huwae. Saya lebih berorientasi ke depan, oleh sebab itu saya terfokus untuk berbagi dalam perkara hari ini dan hari esok.

Terpujilah Tuhan Yesus Kristus.